Berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan, Pelatih Kebugaran adalah bagian dari Tenaga Keolahragaan Olahraga Masyarakat. Pelatih Kebugaran wajib memiliki keterampilan dalam menyusun program latihan, melatih fisik dan memotivasi orang lain untuk mencapai target tertentu dengan prinsip kehati-hatian. Prinsip kehati-hatian di sini berdasarkan pada kode etik yang menjadi acuan untuk pelatih kebugaran dalam menjalankan kewajibannya agar senantiasa bersikap hati-hati dan mampu menjaga kepercayaan yang telah diberikan. Untuk itu, sangat dianjurkan agar setiap pelatih kebugaran mampu memahami kliennya dan menyesuaikan diri terhadap perkembangan industri dengan terus meningkatkan wawasan serta kemampuan praktik kepelatihannya.

Pelatih Kebugaran memiliki banyak sebutan. Walau berbeda-beda, namun makna dan perannya kurang lebih hampir sama yaitu melatih orang lain.

Bahasa Indonesia: Pelatih kebugaran, Instruktur Kebugaran, Pelatih Fitness.

Bahasa Inggris: Fitness Trainer, Fitness Instructor, Personal Trainer, Fitness Coach, Coach, Physical Fitness Instructor, Gym Instructor.

 

Seorang pelatih kebugaran wajib memahami besarnya tugas dan tanggung jawab yang diemban, terutama berkenaan dengan keselamatan klien. Sebagai asosiasi yang mengayomi pelatih kebugaran, APKI memiliki beberapa etika profesi yang dianjurkan untuk diterapkan. Antara lain:

  • Mengutamakan kesehatan dan keselamatan klien.
  • Menerapkan wawasan dan ilmu yang dimiliki untuk tujuan mulia.
  • Menjaga nama baik profesi, lembaga dan tempat bekerja.
  • Menjaga privasi rekan kerja dan klien.
  • Menjadi contoh yang baik untuk masyarakat.
  • Dilarang merugikan atau merendahkan profesi lain.
  • Bekerja sesuai Ruang Lingkup Kerja.

Selain itu pelatih kebugaran juga dituntut agar tidak melakukan segala jenis perbuatan yang merugikan kepada klien mereka. Perbuatan yang harus dihindari adalah sebagai berikut:

  • Penelantaran: Tidak mampu memberikan pelatihan yang baik.
  • Pelecehan verbal: Menggunakan kata-kata yang tidak pantas.
  • Pelecehan seksual: Melakukan pelecehan khususnya secara fisik.
  • Kekerasan fisik: Perbuatan yang berpotensi melukai.

Contoh keterampilan yang wajib dikuasai oleh Pelatih Kebugaran:

  • Memiliki pengetahuan anatomi tubuh dan dasar ilmu olahraga.
  • Mampu menyusun program latihan aman dan sesuai kebutuhan.
  • Memiliki kemampuan instruksi yang jelas dan mudah dipahami.
  • Mampu memberi pertolongan pertama saat kondisi gawat darurat.

Ruang lingkup kerja

Walaupun tidak ada sanksi pidana, melanggar Ruang Lingkup Kerja berpotensi mengambil hak dari profesi lain sehingga berpotensi merugikan banyak pihak.

 Boleh

  • Melatih klien dengan tujuan meningkatkan kebugaran mereka.
  • Membantu klien membangun gaya hidup sehat dan teratur.
  • Membantu meluruskan mitos-mitos seputar kesehatan dan kebugaran.
  • Memberi terapi gerakan dengan pengawasan ahli di bidangnya.

 Tidak boleh

  • Melatih klien dengan tujuan mengobati suatu penyakit.
  • Memberikan terapi untuk mengatasi masalah muskuloskeletal.
  • Menganjurkan pola makan untuk mengobati kondisi medis.
  • Menyusun atau mempreskripsi pola makan secara detail.

 Batasan profesi

Karena tidak termasuk Tenaga Kesehatan, profesi pelatih kebugaran memiliki batasan tertentu dalam melakukan praktiknya karena dapat melanggar ranah dari profesi lain yang berwenang. Perlu dipahami bahwa pelatih kebugaran tidak memiliki wewenang untuk mengobati, menyembuhkan atau mendiagnosa penyakit yang mungkin dimiliki oleh kliennya.

Berikut ini beberapa hal yang dilarang untuk dilakukan kepada klien:

  • Memberi saran yang bertujuan untuk mengobati.
  • Melakukan pemeriksaan klinis atas kondisi kesehatan klien.
  • Menyentuh bagian tubuh klien tanpa meminta izin terlebih dulu.
  • Membina hubungan yang tidak profesional dengan klien.

 

Tidak berbeda seperti pekerjaan lain di bidang jasa, keterampilan yang dibutuhkan sebagai pelatih kebugaran dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu:

Keterampilan teknis (hard skill)

keterampilan yang dibutuhkan dalam suatu bidang pekerjaan.

Keterampilan non-teknis (soft skill)

Kecerdasan emosional maupun sosial yang menunjang pekerjaan.

Contoh keterampilan:

•      Biomekanika

•      Anatomi muskuloskeletal

•      Teknik berbagai gerakan

•      Program latihan

•      Kemampuan instruksi

Contoh keterampilan:

•      Tata krama

•      Komunikasi

•      Kepemimpinan

•      Kerjasama tim

•      Manajemen waktu

 

Setiap pelatih kebugaran disarankan untuk mampu menguasai keterampilan teknis dan non-teknis secara berimbang atau setidaknya menguasai keterampilan non-teknis dasar seperti kecakapan dalam berkomunikasi. Cukup banyak pelatih kebugaran yang memiliki keterampilan teknis memadai tetapi kesulitan dalam membangun karirnya akibat tidak menyadari pentingnya keterampilan non-teknis dalam bekerja.

 

Kontributor: Coach Jansen