Dalam dekade terakhir, obesitas telah menjadi salah satu masalah gizi global yang dialami hampir semua negara di dunia. Obesitas mulai mendapat perhatian khusus karena angka kejadiannya yang selalu meningkat setiap tahun. Selain itu, obesitas juga memiliki hubungan yang cukup erat dengan kerjadian berbagai penyakit degeratif. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ternyata kejadian obesitas juga memiliki hubungan dengan penurunan fungsi otak. Bagaimanakah penjelasannya? Artikel berikut akan membahas hal tersebut dengan jelas.
Obesitas adalah suatu keadaan di mana Body Mass Index (BMI) melebihi atau sama dengan 30 kg/m2. Kejadian obesitas ini biasanya disebabkan oleh jumlah asupan makanan yang berlebihan dan aktivitas fisik terlalu sedikit yang menyebabkan energi yang dihasilkan dari makanan tidak digunakan sehingga disimpan dalam bentuk timbunan lemak di tubuh.
Berdasarkan distribusi jaringan lemaknya, obesitas terbagi menjadi dua jenis yaitu obesitas perifer dan sentral. Obesitas perifer atau terlihat seperti buah pir yaitu penumpukan lemak terjadi di bagian bawah tubuh seperti pinggul, pantat dan paha. Sedangkan obesitas sentral atau terlihat seperti buah apel, yaitu lemak banyak di simpan pada bagian pinggang dan rongga perut.
Selama ini sudah banyak diketahui bahwa obesitas berhubungan dengan berbagai penyakit seperti diabetes melitus, kanker, dan penyakit karidovaskuler. Meskipun demikian, masih banyak saja orang yang tetap tidak mempedulikan pola makannya. Padahal semakin baik pola makan yang dimiliki, maka semakin baik pula tingkat kesehatan yang akan dimiliki orang tersebut.
Seiring dengan semakin meningkatnya kasus obesitas di berbagai negara, para peneliti pun semakin giat melakukan studi-studi mengenai obesitas. Hasil penelitian dari Cambridge University mengungkapkan fakta menarik bahwa ternyata obesitas memiliki keterkaitan dengan penurunan fungsi otak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa otak seseorang yang mengalami obesitas terindikasi lebih tua sepuluh tahun dibandingkan otak seseorang yang bertubuh normal.
Bagaimana Obesitas dapat mempengaruhi penuaan otak ?
Sebuah penelitian oleh Cambridge University dilakukan pada 527 sampel dengan rentang usia 20 – 87 tahun dikelompokkan sesuai BMI-nya yaitu normal, overweight dan obesitas. Kemudian masing-masing kelompok ini dicek struktur otaknya menggunakan parameter global volume, ketebalan korteks dan luas permukaan.
Gambar di atas adalah ilustrasi dari gambaran kondisi otak sampel usia 50 tahun dengan BMI normal yaitu 19,5 kg/m2 (gambar A) dan sampel dengan usia 56 tahun dengan BMI obesitas yaitu 43,4 kg/m2 (gambar B). Dari kedua gambar di atas terlihat perbedaan yang cukup signifikan pada bagian yang berwarna hitam dan putih. Diketahui bahwa peningkatan berat badan sejalan dengan peningkatan volume materi putih yang ada di otak.
Setelah dilakukan analisa dan perbandingan, didapatkan hasil bahwa volume materi putih yang dimiliki oleh sampel berusia 50 tahun dengan BMI obesitas, sebanding dengan sampel berusia 60 tahun dengan BMI normal. Hal ini mengisyaratkan bahwa pada orang yang mengalami obesitas terjadi penuaan otak sebesar 10 tahun. Hasil ini menunjukkan bahwa obesitas memberikan dampak yang luas di seluruh otak dengan berdampak modulasi pada perubahan struktural otak yang berkaitan dengan usia.
Hal di atas sejalan dengan penelitian lain yang meneliti peran hipotalamus di daerah otak, terhadap penuaan. Studi yang dilatarbelakangi oleh peranan hipotalamus terhadap pertumbuhan, reproduksi, dan metabolisme menunjukkan bukti ternyata hipotalamus memiliki peranan penting dalam mengontrol penuaan atau lebih tepatnya neurodegenerasi yaitu kemunduran fungsi sel saraf. Ketika fungsi sel saraf di bagian otak terganggu, maka hipotalamus pun akan ikut terganggu, hal inilah yang memicu terjadinya berbagai penyakit metabolik.
Meskipun penelitian tersebut belum mengetahui secara tuntas bagaimana efek peningkatan volume putih yang ada di otak tersebut terhadap aspek kognitif dan yang lainnya. Namun, secara normalnya, semakin tua usia seseorang, maka otaknya pun akan ikut menua, dan penuaan otak ini sejalan dengan peningkatan volume materi putih di otak. Jadi, tetap dapat disimpulkan bahwa obesitas memiliki hubungan dengan terjadinya penuaan otak.
Kesimpulan
Obesitas merupakan suatu kondisi yang sangat mengkhawatirkan karena dapat menimbulkan berbagai gangguan bagi kesehatan tubuh, termasuk salah satunya yaitu penuaan otak. Meskipun begitu, obesitas sebenarnya dapat dihindari dengan menerapkan pola hidup yang sehat. Makanlah sesuai dengan kebutuhan kalori harian yang harus dipenuhi, ikuti anjuran gizi seimbang yaitu dengan mengonsumsi makanan bergaram, batasi makanan tinggi gula dan lemak, minum air putih yang cukup, rutin melakukan olahraga minimal 3x dalam seminggu dan selalu melakukan pemantauan berat badan minimal satu bulan sekali.
Kontributor : Jansen Ongko