Saat melakukan aktivitas fisik maupun olahraga dalam durasi dan intensitas tertentu, normalnya tubuh manusia akan mengeluarkan keringat. Semakin berat aktivitas maupun olahraga yang dilakukan, maka akan semakin banyak keringat yang dihasilkan. Biasanya, ketika berkeringat tubuh akan terasa lebih ringan. Hal ini menyebabkan banyak orang menjadikan keringat sebagai indikator telah terjadinya pembakaran lemak tubuh yang optimal. Tak jarang pula indikasi tersebut dijadikan tolak ukur waktu untuk mengakhiri olahraga, alasannya “yang penting sudah berkeringat. Benarkah keringat dapat dijadikan sebagai indikator terjadinya pembakaran lemak pada tubuh? Artikel berikut akan membahas hal tersebut dengan jelas.

sweat

Untuk dapat melakukan berbagai aktivitas fisik, tubuh memerlukan bahan bakar yaitu energi atau disebut juga dengan kalori. Kalori sendiri adalah hasil pembakaran atau metabolisme berbagai zat gizi yang terdapat di dalam tubuh. Dalam istilah lain, dapat dikatakan bahwa energi adalah panas. 1 kalori adalah banyaknya panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 liter air sebanyak 1◦C.  Pada umumnya, tubuh manusia yang sehat memiliki suhu normal tubuh sebesar 36,1◦C-37,2◦C. Suhu ini harus tetap terjaga kestabilannya agar proses metabolisme di dalam tubuh dapat tetap berlangsung dengan baik.

Ketika melakukan aktivitas fisik yang cukup tinggi, metabolisme tubuh juga akan ikut meningkat untuk menghasilkan energi yang mencukupi kebutuhan. Dari peningkatan metabolisme inilah terjadi peningkatan panas pada tubuh. Saat melakukan latihan fisik, suhu tubuh dapat mencapai hingga 40◦C. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa suhu tubuh harus tetap terjaga pada titik normal, maka selanjutnya tubuh akan melakukan mekanisme tersendiri untuk mengembalikan suhu ke titik normal dengan melepaskan panas keluar tubuh yaitu yang disebut dengan proses thermoregulation.

Proses pelepasan panas ini dapat terjadi melalui dua cara:

  1. Cara pertama adalah pelepasan panas melalui penguapan keringat dari permukaan kulit.
  2. Cara kedua adalah melalui evaporasi keringat.

Keringat sendiri dihasilkan oleh kelenjar keringat yang tersebar pada permukaan tubuh. Komponen utamanya adalah air dan elektrolit. Rata-rata laju produksi keringat pada individu dewasa yang melakukan latihan fisik berkisar 0.5 – 2.0 liter/jam.

Proses penguapan keringat pada tubuh untuk pelepasan panas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu lingkungan sekitar, kelembaban, panas radiasi matahari serta pakaian yang digunakan saat melakukan latihan fisik. Pada suhu lingkungan sekitar yang rendah dengan tingkat kelembaban yang tinggi, maka panas tubuh akan dilepaskan langsung ke lingkungan (radiasi) melalui udara yang bersirkulasi di sekitar, sehingga produksi keringat tidak akan banyak. Sebaliknya, ketika suhu lingkungan sekitar tinggi dan tingkat kelembaban rendah, maka panas tubuh akan dilepaskan melalui keringat yang cukup banyak.

 

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keringat tidak bisa dijadikan indikator dalam proses pembakaran lemak karena hanya proses mendinginkan suhu tubuh.

Kontributor : Jansen Ongko