Sport massage merupakan suatu kegiatan yang sudah tidak asing lagi di kalangan para atlet maupun pelatih. Hal ini biasanya sering dilakukan untuk membantu atlet saat sebelum berkompetisi, pemulihan setelah latihan yang intens maupun setelah berkompetisi. Massage juga sering digunakan sebagai intervensi terapi manual yang berhubungan dengan cedera muskuloskeletal. Namun, sebenarnya seberapa pentingkah sport massage ini? apa saja dampak positif dan negatif yang ditimbulkannya? Artikel berikut akan membahas hal tersebut dengan jelas.
Apa itu Massage?
Massage merupakan kegiatan yang dapat membantu meredakan ketegangan otot, mengurangi stres dan membangkitkan rasa tenang. Penggunaan massage sebagai sebuah treapi sudah dikenal sejak 4.000 tahun yang lalu dalam literatur medis China, dan hingga saat ini terus digunakan menjadi bagian penting dari pengobatan tradisional.
Ada lebih dari 100 variasi teknik massage berbeda yang dapat dilakukan untuk masing-masing tujuan yang berbeda pula. Dalam praktik umumnya massage dilakukan dengan cara menekan bagian tubuh di daerah-daerah tertentu yaitu seperti otot dan jaringan lunak dengan teknik tertentu. Massage sebaiknya tidak dilakukan oleh sembarangan orang, melainkan yang ahli dibidangnya yaitu massage therapist. Orang-orang yang tidak mengetahui teknik massage dengan benar, akan asal-asalan saja melakukan penekanan-penekanan pada area tubuh, tentunya hal ini dapat memperburuk kondisi yang ada.
Prosedur saat akan melakukan massage, therapist biasanya akan menanyakan gejala yang dirasakan dan riwayat kesehatan yang dimiliki klien. Langkah selanjutnya adalah mendiskusikan hasil seperti apa yang diinginkan oleh klien dari massage yang akan dilakukan. Sesi massage biasanya dapat berlangsung 15 hingga 90 menit, tergantung bagaimanan kondisi klien. Pada saat melakukan massage, klien biasanya diminta untuk berbaring dan rileks. Penggunaan aroma terapi dan iringan musik yang lembut juga sering digunakan untuk meningkatkan tingkatan rileks klien. Pemijatan dilakukan dengan bantuan lotion atau minyak untuk menghindari terjadinya gesekan yang berlebihan antara tangan therapist dan kulit klien.
Dalam praktiknya, sport massage terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :
- Pre-event Sport Massage. Yaitu massage yang dilakukan selama 15-45 menit sebelum pertandingan. Pre-event massage dianggap dapat menyegarkan otot sehingga akan meningkatkan performa dan meminimalkan ketegangan otot saat bertanding.
- Post-event Sport Massage. Yaitu massage yang dilakukan setelah pertandingan. Biasanya massage ini berlangsung selama 1-2 jam dan bertujuan untuk menghilangkan penumpukan asam laktat di otot, sehingga otot cepat pulih dari kelelahan.
- Rehabilitative Sport Massage. Sport massage jenis ini biasanya dilakukan sebagai treatment bagi atlet yang mengalami cedera, mengurangi rasa sakit dan mengembalikan kesegaran tubuh.
Perlukah melakukan sport massage?
Di luar negeri, jasa sport massage therapist sudah sangat lumrah digunakan oleh para atlet. Namun, di Indonesia sendiri penggunaan jasa sport massage therapist belum sebanyak di luar. Banyak yang mengklaim bahwa sport massage sebelum pertandingan dapat meningkatkan prestasi dari para atlet. Sport massage juga diyakini bisa meningkatkan performa. Berbagai penelitian dilakukan untuk membuktikan hal tersebut dan hasil dari penelitiannya pun beragam. Menurut American Massage Therapy Association (AMTA), massage dapat meningkatkan kinerja, mengurangi rasa sakit, mencegah cedera, mendorong fokus dan mempersingkat waktu pemulihan. Pada dasarnya melibatkan dua jenis tanggapan: respon mekanik sebagai akibat dari tekanan dan gerakan serta respon refleks ketika saraf merespon stimulasi massage.
Berikut ini adalah penjelasan efek fisiologis dan psikologis yang akan didapatkan setelah melakukan massage.
- Efek fisiologis
Disadari ataupun tidak, massage ternyata dapat memberikan efek terhadap sistem kardivaskular. Proses massage dapat melebarkan pembuluh darah sehingga meingkatkan srikulasi darah dan distribusi zat-zat gizi ke berbagai jaringan tubuh. sirkulasi darah yang meningkat dapat membantu meringankan ketegangan otot, mengurangi rasa sakit dan membantu pemulihan lebih cepat. Otot-otot yang rileks dapat mengalami peningkatan rentang gerak dan fleksibilitas sehingga dapat menyebabkan kinerja atletik yang lebih baik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa massage dapat mengurangi peradangan dan meningkatkan pertumbuhan mitokondria baru, yaitu unit penghasil energi dalam sel.
- Efek Psikologis
Beberapa jenis olahraga menuntut untuk memiliki fokus dan konsentrasi yang tinggi. Efek relaksasi dari massage dapat mengurangi ketegangan dan kecemasan, hal ini akan mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, sehingga akan terjadi peningkatan kadar dopamin dan serotonin serta pengurangan kadar kortisol. Secara langsung semua hal ini dapat menekan stres sehingga para atlet dapat lebih fokus dan berkonsentrasi saat bertanding.
Sport massage merupakan metode treatment yang baik untuk dilakukan sebelum dan setelah latihan maupun pertandingan. Berbagai manfaat dapat diperoleh ketika melakukannya, meskipun tidak semua penelitian mendukung klaim efek positif yang ditimbulkan olehnya. Ketika ingin melakukan sport massage, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kondisi yang dialami, dan mintalah rekomendasi sport massage therapist yang profesional. Jika pemijatan dilakukan oleh yang bukan ahlinya, maka bukan dampak positif yang diperoleh melainkan dampak negatif seperti cedera pada jaringan lunak. Selain itu ada baiknya untuk tidak terlalu sering untuk melakukan sport massage agar tubuh tidak terbiasa dan membuat sistem pemulihan alami terganggu. Gunakanlah metode ini dengan bijak dan sesuaikan dengan kebutuhan tubuh Anda.
Kontributor : Jansen Ongko