Kasus nyeri leher muncul akibat adanya gangguan sistem otot dan tulang. Kasus ini disebabkan akibat faktor lingkungan dan sikap personal individu yang berpotensi memunculkan nyeri pada leher.
Penelitian menunjukan bahwa pegawai kantoran yang lebih sering berada di depan komputer memiliki risiko lebih tinggi menderita keluhan pada leher. Studi lainnya menyebutkan bahwa pada perempuan memiliki persentase nyeri leher lebih tinggi daripada laki-laki, risiko ini semakin tinggi pada usia 35 sampai 49 tahun. Nyeri pada leher juga akan berpotensi pada munculnya kekakuan otot, serta perubahan struktur tulang belakang, penurunan performa kerja dan gangguan aktivitas lainnya
Pemeriksaan penunjang diperlukan pada kasus nyeri leher untuk mengetahui kondisi patologi yang terjadi, seperti pemeriksaan rontgen, MRI (magnetic resonance imaging) dan USG (ultrasonografi). Pemeriksaan Rontgen bertujuan untuk mengetahui apakah ada gangguan seperti pengapuran sendi, pengeroposan tulang, atau perubahan susunan tulang leher. MRI merupakan pemeriksaan radiologi berguna untuk mengetahui kondisi bantalan sendi, serta saraf pada area leher, sedangkan USG bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kondisi otot leher.
Penyebab nyeri pada area leher berhubungan dengan beberapa kondisi medis seperti :
- Terjadinya HNP
Hernia Nucleus Pulposus adalah penonjolan bantalan tulang belakang akibat dari aktivitas menunduk yang dilakukan dalam jangka waktu lama seperti saat lupa waktu ketika berada di depan komputer, gadget, atau membaca buku.
- Tekanan darah tinggi diikuti tingginya kolesterol
Peningkatan tekanan darah yang diikuti dengan tingginya sumbatan pembuluh darah akibat kolesterol dapat mengurangi aliran darah menuju ke otak, hal ini dapat memunculkan gejala pusing dan tak nyaman pada area belakang leher.
- Myofascial syndrome
Gejala yang muncul akibat terjadinya pengerasan otot sehingga otot tidak fleksibel bergerak guna beradaptasi terhadap aktivitas. Pada kondisi yang lebih kronik hal ini berpotensi munculnya nyeri merambat pada area bahu, lengan, bahkan sampai area jari-jari.
- Pengapuran Sendi
Hal ini berkaitan dengan kebiasaan menengadahkan kepala dalam waktu yang lama seperti pada montir mobil serta posisi yang salah saat beraktivitas lama di depan komputer. Kurangnya asupan gizi juga dapat menyebabkan pengeroposan tulang yang didahului dengan terjadinya pengapuran sendi terlebih dahulu.
Beberapa kebiasaan yang menyebabkan munculnya nyeri pada leher:
- Kurang berolahraga dan peregangan otot.
Kurangnya olahraga dan peregangan otot dan menyebabkan nyeri pada leher. Peningkatan aktivitas olahraga akan meningkatkan fleksibilitas otot sehingga terjadi peningkatan lingkup gerak sendi yang dapat menurunkan risiko nyeri pada leher. Jangan lupa untuk melakukan gerakan stretching ringan pada area leher di sela-sela aktivitas kerja.
- Sering menggunakan bantal tidur lebih dari satu.
Posisi leher yang lebih tertekuk dengan pemakaian bantal lebih dari satu akan menyebabkan lebih tertariknya otot sekitar leher dan kerja bantalan sendi yang lebih berat.
- Posisi duduk yang salah.
Posisi duduk yang salah berakibat langsung pada terjadinya muscle imbalance atau ketidakseimbangan kerja otot yang menyebabkan asimetri tubuh dan berpotensi munculnya kaku pada leher.
Jika Anda telah mengalami beberapa kondisi di atas maka periksakan kondisi kesehatan leher ke pakarnya guna memperoleh penanganan yang aman.
Kontributor: Jansen Ongko