Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan status kesehatan dan kebugaran seseorang. Walaupun memiliki efek yang baik, olahraga juga memiliki efek lain yang perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan kondisi berbahaya seperti peningkatan suhu tubuh akut. Mengapa demikian? Artikel berikut akan mejelaskannya untuk Anda.
Tubuh memiliki sistem pengaturan suhu yang terdiri dari reseptor pada kulit, integrator pada hipotalamus, dan efektor sistem yang mengatur produksi panas. Ketika berolahraga produksi panas tubuh akan meningkat. hal ini dikarenakan adanya proses metabolisme energi yang menghasilkan panas (kalor) dan keringat lebih banyak. Cuaca yang panas juga dapat meningkatkan suhu tubuh.
Suhu tubuh yang meningkat tajam akan membuat tubuh bekerja lebih keras untuk mempertahankan keadaan seimbang (homeostasis). Meningkatnya suhu tubuh saat berolahraga dapat menyebabakan beberapa penyakit akibat panas (health ilnesses) seperti Heat Cramps, heat syncope, heat exhaustion, dan heat stroke. Penyakit-penyakit tersebut berpotensi menghilangkan nyawa penderitanya apabila tidak diberikan penanganan yang cepat.
Heat Cramps
Heat cramps merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh adanya peningkatan panas tubuh. Penyakit ini merupakan tahap awal rangkaian penyakit akibat panas. Individu yang mengalami heat cramps akan merasakan kejang otot hebat akibat keringat yang berlebih. Pada umumnya terjadi pada individu yang mengalami dehidrasi 4%.
Gejala: kram, otot menjadi tegang, nyeri, suhu tubuh di atas normal (37-40°C).
Heat Syncope
Merupakan rangkaian heat illness sesudah heat cramps. Pada tahap ini individu yang mengalami heat syncope dapat mengalami kehilangan kesadaran (pingsan).
Gejala: denyut nadi menurun, pucat,
Heat exhausted (kelelahan akibat panas)
Merupakan rangkaian heat illness yang terjadi akibat terkena / terpapar panas selama berjam-jam. Pada tahap ini heat exhausted dapat berubah menjadi heat stroke apabila tidak ditangani dengan segera.
Gejala: kelelahan, kecemasan, tekanan darah menurun, denyut nadi melambat, suhu tubuh di atas normal (37-40°C), mual, dan muntah.
Heat Stroke
Merupakan fase paling akut/parah dari heat illness. Heat stroke terjadi akibat hiponatremia. Berpotensi terjadi pada saat seseorang yang berolahraga dengan intensitas yang tinggi dalam waktu yang lama di suhu relatif tinggi. Individu yang mengalami heat stroke berisiko mengalami gangguan organ hingga kematian.
Gejala: kejang-kejang, koma, sakit kepala, kulit kering hingga basah, suhu tubuh >40°C.
Pencegahan Heat Illness:
- Cukupi kebutuhan harian Air Anda (setidaknya 30 ml x berat badan (kg)) untuk menjaga status hidrasi. *Kebutuhan meningkat ketika olahraga.
- Konsumsi cairan isotonik apabila kehilangan cairan tubuh disertai dengan kehilangan sodium (keringat terasa asin). Cairan isotonik lebih dibutuhkan untuk olahraga durasi panjang seperti marathon.
- Sempatkan mengonsumsi sedikit air saat sedang berolahraga setiap 10-15 menit sekali.
- Hindari menggunakan baju yang terlalu tebal saat berolahraga agar panas tubuh dapat dikeluarkan.
- Lakukan latihan secara berkala sebelum mengikuti acara atau pertandingan olahraga tertentu, paling lambat 2-3 minggu sebelumnya. Persiapan lebih lama tentu lebih baik.
Kesimpulan:
Dehidrasi dan berolahraga di lingkungan yang panas dapat meningkatkan risiko terkena heat illness seperti heat cramps, heat syncope, heat exhaustion, dan heat stroke. Cukupi kebutuhan cairan Anda agar terhindar dari risiko tersebut.
Kontributor : Jansen Ongko