Flekibilitas atau kelenturan adalah salah satu komponen penting yang harus dimiliki oleh tubuh setiap orang. Karena terlihat mudah, gerakan-gerakan kelenturan sering disepelekan. Padahal, ketika diuji cobakan tidak semua orang bisa melakukannya. Saat ini, tes fleksibilitas bahkan sudah termasuk dalam indikator untuk menentukan tingkat kebugaran tubuh seseorang. Lalu, apa yang menjadikan fleksibilitas ini penting bagi tubuh? Apa saja faktor yang mempengaruhinya? Dan bagaimana langkah-langkah yang dapat dipelajari untuk melatih fleksibilitas tubuh? Artikel berikut akan membahasnya dengan jelas.
Apa itu fleksibilitas tubuh?
Fleksibilitas adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan melalui ruang gerak sendi secara maksimal. Kemampuan gerak sendi ini berbeda di setiap persendian dan bergantung pada struktur anatomi di sekitarnya, seberapa jauh sendi itu digunakan secara normal, ada tidaknya cedera, dan ketegangan otot serta faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi fleksibilitas.
Fleksibilitas tubuh yang baik dapat memudahkan seseorang dalam menjalankan berbagai aktivitas sehari-hari serta mengurangi kemungkinan terjadinya cedera atau sakit di area-area tubuh tertentu seperti punggung. Fleksibilitas yang kurang memadai kegiatan sehari-hari akan lebih sulit dilakukan.
Fleksibilitas tubuh dapat dilatih sejak usia anak-anak hingga dewasa, dan dengan semakin bertambahnya umur maka akan semakin berkurang tingkat fleksibilitas tubuh seseorang. Fleksibilitas ini dapat dilatih dengan melakukan gerakan-gerakan stretching tertentu secara rutin. Dengan latihan secara rutin maka akan membuat ruang gerak sendi menjadi semakin luas. Canada’s Physical Activity Guide menyarankan untuk melakukan latihan fleksibilitas setidaknya 4 kali seminggu dengan durasi 5 sampai 10 menit. Perlu diingat bahwa peregangan yang dilakukan tidak harus menimbulkan rasa sakit, fokusnya terletak pada otot. Saat otot merasa sedikit tegang, maka peregangan tersebut sudah cukup.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas?
Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa fleksibilitas tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu umur, jenis kelamin, jenis sendi, latihan fisik, kehamilan dan jaringan lemak tubuh.
- Umur
Semakin bertambahnya umur maka akan semakin berkurang fleksibilitas. Hal ini seringkali terjadi karena dengan bertambahnya umur maka elastisitas jaringan ikat pada otot akan mengalami pemendekan. Oleh sabab itu, pada lansia biasanya rentan mengalami cedera akibat aktifitas fisik yang terlalu berat dan melibatkan banyak gerakan sendi.
- Jenis kelamin
Pada umumnya, wanita memiliki tubuh yang lebih fleksibel dibandingkan laki-laki. Ini disebabkan oleh adanya perbedaan variasi dan anatomi struktur sendi yang dimiliki.
- Jenis sendi
Luas pergerakan sendi bersifat spesifik dan bervariasi tergantung jenis sendi dan individunya. Misalnya, untuk sendi tubuh bagian atas seperti bahu dang pinggul memiliki fleksibilitas yang lebih besar dibandingkan dengan tubuh bagian bawah seperti kaki. Tiap-tiap orang juga memiliki tingkat keleluasan gerak sendi yang berbeda-beda.
- Latihan fisik
Seseorang yang rutin melakukan latih fisik, terutama peregangan tubuh tentunya akan memiliki fleksibilitas tubuh yang lebih baik. Terutama bagi mereka penggiat olahraga yang mengutamakan kelenturan tubuh seperti yoga.
- Kehamilan
Selama kehamilan, sendi panggul dan ligamentum dalam keadaan relaksasi dan memiliki ruang gerak sendi yang lebih besar. Hal ini terjadi karena selama kehamilan tubuh akan memproduksi hormon relaxin. Setelah kehamilan produksi hormon ini akan menurun kembali dan ligamentum akan kembali tegang.
- Jumlah lemak tubuh
Faktor lain yang dapat mempengaruhi fleksibilitas adalah jaringan lemak tubuh di sekitar sendi dan jaringan otot. Kelebihan jaringan lemak tubuh dapat meningkatkan tahanan pergerakan, dan ditambah penghambatan keleluasaan gerak dari sendi karena kontak antara permukaan tubuh sehingga menurunkan fleksibilitas.
Langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk melatih fleksibilitas?
Untuk meningkatkan fleksibilitas tubuh tentunya harus melakukan latihan secara rutin. Jenis latihan yang dapat dilakukan adalah berupa peregangan statis maupun dinamis. Kedua jenis peregangan ini sebaiknya dilakukan setelah melakukan pemanasan dan suhu tubuh mulai meningkat.
- Peregangan Statis
Tujuan dari peregangan statis adalah untuk mengatasi stretch reflex, yaitu pengetatan otomatis ketika otot membentang setelah peregangan sekitar 20 detik untuk melatih sendi agar dapat bergerak lebih luas. Contoh peregangan statis adalah duduk di lantai dengan kaki diluruskan kedepan, lalu secara perlahan kedua tangan menggapai ujung kaki dengan posisi punggung membungkuk. Posisi ini melibatkan hamstring atau paha belakang, pinggul dan tulang belakang. Peregangan ini merupakan jenis peregangan sederhana yang tidak membutuhkan peralatan serta bantuan orang lain, dapat dilakukan sendirian, kapanpun dan dimanapun. Namun, kelemahannya ia hanya dapat melatih fleksibilitas dari suatu bagian tubuh tertentu saja, tidak dapat melatih secara keseluruhan.
- Peregangan Dinamis
Gerakan peregangan dinamis akan meningkatkan perluasan pergerakan sendi. Peregangan dinamis mengembangkan ROM aktif melalui proses timbal balik, di mana otot agonis adalah kontraktor sedangkan antagonis atau otot yang berlawanan akan melalui proses pemanjangan. Contoh gerakan peregangan dinamis adalah berdiri dengan satu kaki. Dalam gerakan ini fleksor pinggul berperan sebagai antagonis dan akan menghambat relaksasi kelompok hamstring. Gerakan ini sangat berguna bagi para atlet, terutama untuk jenis olahraga yang membutuhkan ROM yang lebar dan mempertimbangkan kecepatan. Kombinasi latihan dengan peregangan statis dan dinamis dapat memaksimalkan latihan fleksibilitas tubuh. Hanya saja, untuk peregangan dinamis harus lebih diperhatikan karena jika salah dalam melakukan gerakan akan rentan terhadap cedera.
Apa saja manfaat memiliki fleksibilitas tubuh yang baik?
Selain memudahkan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, memiliki fleksibilitas tubuh yang baik tentunya memiliki banyak manfaat lainnya. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang didapatkan jika Anda memiliki fleksibilitas tubuh yang baik.
- Fleksibilitas yang baik membuat otot dan sendi menjadi lebih sehat. Meningkatkan elastisitas otot dan jaringan ikat di sekitar sendi memungkinkan kebebasan bergerak yang lebih besar dan kemampuan individu untuk berpartisipasi dalam berbagai jenis olahraga dan aktivitas rekreasional.
- Mengurangi stres pada otot dan melepaskan ketegangan berolahraga dikembangkan selama latihan.
- Membantu postur dengan menyeimbangkan ketegangan otot-otot di seluruh. Postur tubuh yang tepat dapat meminimalkan stres dan memaksimalkan kekuatan gerakan secara bersamaan.
- Mengurangi risiko cedera selama kegiatan olahraga dan sehari-hari karena otot lebih lentur.
Kontributor : Jansen Ongko