Serta otot rangka dapat dibedakan berdasar warnanya, merah dan putih. Serat otot yang berwarna merah karena mengandung banyak myoglobin, sejenis protein berwarna kemerahan yang berfungsi mengikat oksigen pada serat otot. Pada serat otot ini terdapat banyak mitochondria dan juga disuplai banyak kapiler darah. Berbeda dengan serat otot putih, kandungan myoglobin lebih sedikit membuat warnanya menjadi putih pucat.
Selain warna, serat otot rangka dapat dibedakan berdasarkan kecepatannya dalam kontraksi dan relaksasi, variasi pada reaksi metabolik yang digunakan untuk menghasilkan energi, serta seberapa cepat ototnya lelah. Berdasarkan perbedaan tersebut, serat otot rangka diklasifikasikan menjadi slow-twitch tipe I (serat oxidative lambat), fast-twitch A atau tipe IIa (serat oxidative-glycolysis cepat) dan fast-twitch B atau tipe IIx (serat glycolysis cepat). Ketiga jenis serat tersebut tersebar di seluruh tubuh sesuai dengan kerja otot, intensitas, jenis aktivitas yang dilakukan dan faktor genetik.
Gambar di atas (dari kiri ke kanan) memperlihatkan bahwa sprinter memiliki proporsi serat otot putih yang lebih banyak dibandingkan dengan marathoner. Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, serat otot putih memiliki lebih sedikit myoglobin, sehingga kandungan mitokondrianya juga sedikit. Kandungan mitokondria yang sedikit ini menunjukkan bahwa tidak banyak oksigen yang digunakan dalam pembentukan energi (sistem energi dominan anaerobik). Dengan demikian, individu yang memiliki serat otot putih lebih banyak, akan mudah lelah karena sistem energi anaerobik cenderung menghasilkan hasil samping penumpukan asam laktat yang dapat memicu kelelahan otot.
Slow-twitch / tipe I (serat oxidative lambat) – merah
Serat otot berwarna merah memanfaatkan oksigen dalam menghasilkan ATP dan memiliki diameter yang kecil sehingga menjadi serat otot yang lebih lemah dibandingkan yang lainnya. Walau begitu, serat otot ini memiliki kandungan myoglobin, mitochondria dan kapiler darah yang banyak. Enzim ATPase pada myosin melakukan proses hidrolisis ATP relatif lebih lambat dibandingkan tipe lainnya sehingga siklus kontraksi ototnya juga terjadi secara lambat. Kontrasi terjadi dalam 100 hingga 200 milidetik dan butuh waktu lebih lama untuk mencapai kekuatan puncak. Kelebihan dari serat otot ini adalah daya tahan yang tinggi sehingga tidak mudah lelah apabila digunakan dalam waktu panjang seperti marathon.
Fast-twitch A / tipe IIa (serat oxidative-glycolysis cepat) – merah
Serat oxidative-glycolysis lambat dapat dikatakan sebagai serat otot pertengahan antara serat oxidative lambat dan serat glycolysis cepat. Tipe serat otot yang juga berwarna merah ini memiliki kandungan myoglobin dan kapiler darah yang cukup banyak. Serat otot ini memiliki kemampuan menghasilkan ATP secara aerobik dan juga anaerobik karena mengandung glycogen. Kecepatan hidrolisis ATP dari enzim ATPase pada kepala myosin mencapai tiga hingga lima kali lebih cepat dari serat oxidative lambat. Dengan begitu, kecepatan kontraksinya pun lebih cepat.
Fast-twitch B / tipe IIx (serat glycolysis cepat) – putih
Serat glycolysis cepat memiliki diameter terbesar dan kemampuan kontraksi paling kuat. Kandungan myoglobin, kapiler darah dan mitochondrianya lebih rendah daripada dua tipe serat otot sebelumnya. Otot ini memiliki tampilan yang lebih putih dibanding tipe yang lain. Serat glycolysis cepat bergantung pada ATP dan creatine dalam otot sebagai sumber energi. Kekuatan dan kecepatan dari serat otot glycolysis cepat merupakan kontribusi dari besarnya ukuran dan kemampuannya dalam melakukan hidrolisis ATP secara cepat. Otot ini berperan pada aktivitas anaerobik yang berat dalam waktu singkat seperti angkat beban. Meski kekuatannya besar, serat otot ini lebih cepat mengalami kelelahan.
Proporsi serat otot tipe I dan tipe II pada tubuh manusia berbeda-beda dan faktor utama yang mempengaruhi komposisi tipe serabut otot adalah genetik. Namun dapat direkayasa komposisi alaminya dengan melakukan jenis olahraga atau jenis olahraganya lebih dominan ke salah satu tipe.
Pengetahuan mengenai tipe serat otot sangat diperlukan oleh seorang pelatih agar dapat merancang program latihan yang tepat sesuai dengan kondisi dan tujuan klien.
Kontributor : Jansen Ongko