spa_fitness_masthead

Predikat baik atau tidaknya suatu tempat kebugaran tidak akan cukup apabila hanya diukur berdasar fasilitas yang lengkap. Menurut studi yang meneliti tentang kepuasan konsumen terhadap suatu tempat kebugaran, ternyata para pelatih kebugaran yang berinteraksi langsung dengan konsumen setiap hari lah yang sebenarnya memegang peranan terbesar.

Mempekerjakan pelatih kebugaran tanpa latar belakang yang jelas tentunya akan berisiko besar terhadap nama baik suatu tempat kebugaran. Selain nama baik, konsumen yang kecewa terhadap pelayanan yang diberikan juga dapat menyebarkan berita kekecewaannya kepada kerabat maupun keluarga yang berada di ruang lingkup sosialnya. Kondisi yang merugikan ini cukup sering terjadi dan tentu saja dapat dihindari apabila diberlakukannya suatu kompetensi dengan menyaring para calon pelatih kebugaran yang datang melamar pekerjaan.

Masih sedikit pelatih kebugaran yang memiliki pendidikan tentunya merupakan ancaman tersendiri bagi masyarakat sebagai konsumennya. Akibat faktor keselamatan yang tidak terjamin, masyarakat berpotensi mengalami cedera permanen apabila masih mempekerjakan oknum pelatih kebugaran yang tidak memiliki pemahaman yang baik atas apa yang mereka lakukan.

 

Beberapa tips saat mempertimbangkan untuk memakai jasa pelatih kebugaran:

  • Pastikan pelatih kebugaran memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai.
  • Tanyakan target dan solusi dalam jangka pendek dan panjang yang jelas.
  • Apakah ada assessment yang wajib dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kesiapan tubuh.
  • Pertanyakan solusi yang diberikan dan mintalah penjelasan secara ilmiah, bukan sekadar logika.
  • Hindari memilih pelatih kebugaran berdasarkan tampilan fisik atau hanya pandai bicara

 Beberapa tips untuk tempat kebugaran dalam mempekerjakan pelatih kebugaran:

    • Pastikan pelatih kebugaran yang melamar memiliki latar belakang edukasi yang baik.
    • Memberikan serangkaian tes baik secara tertulis atau lisan seputar olahraga dan gizi.
    • Memberikan tes psikologi dasar untuk memahami karakteristik kandidat pelatih.

 

Kontributor : Jansen Ongko